Berikut ini Saya akan mencoba menulis sebuah artikel mengenai sistem penanggalan dan waktu dalam sistem masayarakat suku Pakpak. Artikel ini Saya kumpulkan dari berbagai sumber dan kemudian Saya himpun menjadi satu, semoga ada manfaatnya buat kita semua. Selamat membaca !
Seperti halnya suku-suku lain di Indonesia, suku Pakpak juga memiliki sistem waktu dan penanggalan ataupun kalender. Jika menurut sistem internasional dan nasional penanggalan dinyatakan dengan angka, maka pada masyarakat suku Pakpak hanya dikenal nama hari. Konon pada mulanya setiap hari dihitung dari lobang sebuah tempurung kelapa yang sebelumnya telah dilobangi sebanyak tigapuluh lobang. Setiap lobang diisi dengan seutas tali yang kemudian setiap hari tali tersebut ditarik sampai kemudian semua lobang tempurung tadi kosong, kemudian diisi kembali. Setiap penarikan tali dilakukan juga penyebutan harinya. Sesuai dengan jumlah lobang sebanyak tigapuluh, maka jumlah hari dalam suku Pakpak ada sebanyak limapuluh, dan hari ini juga sekaligus merupakan tanggal. Di dalam masyarakat suku Pakpak dikenal adanya nama-nama hari di antaranya : Adintia, Suma, Anggara, Budaha, Beraspati, Cukerra, Belah naik, Adintia naik, Suma sibah, Anggara sepuluh, Budaha mengadep, Beraspati tangkep, Cukerra purnama, Belah purnama, Tula, Suma teppik, Anggara kolom, Budaha kolom, Beraspati kolom, Cukerra duapuluh, Belah turun, Adintia anggara, Sumanimate, Anggara bulubana, Budaha selpu, Beraspati Gok, Samisara bulan mate, Dalan bulan dan kurung. Budaha selpu disebut juga Budaha meddem, dan Cukerra ada juga yang menyebut dengan Cikerra. Samisara bulan mate sering juga disebut Samisara mate bulan.
Sehat M Berutu
09:10
Admin
Bandung Indonesia
Berikut ini Saya akan mencoba menulis sebuah artikel mengenai sistem penanggalan dan waktu dalam sistem masayarakat suku Pakpak. Artikel ini Saya kumpulkan dari berbagai sumber dan kemudian Saya himpun menjadi satu, semoga ada manfaatnya buat kita semua. Selamat membaca !
Seperti halnya suku-suku lain di Indonesia, suku Pakpak juga memiliki sistem waktu dan penanggalan ataupun kalender. Jika menurut sistem internasional dan nasional penanggalan dinyatakan dengan angka, maka pada masyarakat suku Pakpak hanya dikenal nama hari. Konon pada mulanya setiap hari dihitung dari lobang sebuah tempurung kelapa yang sebelumnya telah dilobangi sebanyak tigapuluh lobang. Setiap lobang diisi dengan seutas tali yang kemudian setiap hari tali tersebut ditarik sampai kemudian semua lobang tempurung tadi kosong, kemudian diisi kembali. Setiap penarikan tali dilakukan juga penyebutan harinya. Sesuai dengan jumlah lobang sebanyak tigapuluh, maka jumlah hari dalam suku Pakpak ada sebanyak limapuluh, dan hari ini juga sekaligus merupakan tanggal. Di dalam masyarakat suku Pakpak dikenal adanya nama-nama hari di antaranya : Adintia, Suma, Anggara, Budaha, Beraspati, Cukerra, Belah naik, Adintia naik, Suma sibah, Anggara sepuluh, Budaha mengadep, Beraspati tangkep, Cukerra purnama, Belah purnama, Tula, Suma teppik, Anggara kolom, Budaha kolom, Beraspati kolom, Cukerra duapuluh, Belah turun, Adintia anggara, Sumanimate, Anggara bulubana, Budaha selpu, Beraspati Gok, Samisara bulan mate, Dalan bulan dan kurung. Budaha selpu disebut juga Budaha meddem, dan Cukerra ada juga yang menyebut dengan Cikerra. Samisara bulan mate sering juga disebut Samisara mate bulan.
Sebanyak 73 siswa SMA Negeri di Kabupaten Pakpak Bharat ditetapkan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur undangan setelah didaftarkan melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Penelurusan Minat dan Prestasi (PMP). Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat, Jalan Berutu, S.Pd, MM didampingi Kadikmen Pendidikan Torasa Berutu dan Kasi Urusan Data, Salli Bancin ketika dihubungi di ruang kerjanya Selasa (12/6) menyebutkan ke-73 siswa yang masuk PTN yakni SMA N 1 Salak sebanyak 24 orang di antaranya 4 orang masuk ke Universitas Sumatera Utara (USU), 11 orang masuk UNIMED, 2 orang masuk Universitas Brawijaya Malang. Dari SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Julu 9 orang masuk UNIMED. Dari SMA Negeri 1 Kerajaan 19 orang, 4 orang di antaranya masuk USU, UNIMED 1 orang, UNRI 1 orang, 13 orang PTKI, dan 1 orang Malikul Saleh. SMK N 1 PGGS sebanyak 29 orang
Sehat M Berutu
09:43
Admin
Bandung Indonesia
Sebanyak 73 siswa SMA Negeri di Kabupaten Pakpak Bharat ditetapkan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur undangan setelah didaftarkan melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Penelurusan Minat dan Prestasi (PMP). Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat, Jalan Berutu, S.Pd, MM didampingi Kadikmen Pendidikan Torasa Berutu dan Kasi Urusan Data, Salli Bancin ketika dihubungi di ruang kerjanya Selasa (12/6) menyebutkan ke-73 siswa yang masuk PTN yakni SMA N 1 Salak sebanyak 24 orang di antaranya 4 orang masuk ke Universitas Sumatera Utara (USU), 11 orang masuk UNIMED, 2 orang masuk Universitas Brawijaya Malang. Dari SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Julu 9 orang masuk UNIMED. Dari SMA Negeri 1 Kerajaan 19 orang, 4 orang di antaranya masuk USU, UNIMED 1 orang, UNRI 1 orang, 13 orang PTKI, dan 1 orang Malikul Saleh. SMK N 1 PGGS sebanyak 29 orang
Bila dicari dari sisi catatan sejarah, mungkin tidak banyak putra-putra Pakpak yang ditemukan dalam perlawanan melawan penjajah Belanda. Padahal ada cukup banyak putra-putri terbaik dari suku Pakpak yang ikut serta memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dengan segala pengorbanan jiwa dan raga. Namun pengorbanan dalam keikutsertaan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia menjadi seperti terabaikan begitu saja, akibat tidak adanya konteks dokumentasi dalam bentuk tulisan. Dalam tulisan kali ini tokoh-tokoh pejuang dari suku Pakpak yang coba dipaparkan adalah mereka-mereka yang tercatat dalam tulisan Adniel Lumbantobing dalam bukunya
Sehat M Berutu
16:37
Admin
Bandung Indonesia
Bila dicari dari sisi catatan sejarah, mungkin tidak banyak putra-putra Pakpak yang ditemukan dalam perlawanan melawan penjajah Belanda. Padahal ada cukup banyak putra-putri terbaik dari suku Pakpak yang ikut serta memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dengan segala pengorbanan jiwa dan raga. Namun pengorbanan dalam keikutsertaan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia menjadi seperti terabaikan begitu saja, akibat tidak adanya konteks dokumentasi dalam bentuk tulisan. Dalam tulisan kali ini tokoh-tokoh pejuang dari suku Pakpak yang coba dipaparkan adalah mereka-mereka yang tercatat dalam tulisan Adniel Lumbantobing dalam bukunya
Oleh : Sehat Martua Berutu
Kabupaten Pakpak Bharat memiliki banyak potensi yang bila dikelola dengan baik dan benar akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Daerah ini memiliki lahan yang luas untuk digunakan sebagai areal pertanian, dan alam yang indah yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Potensi pariwisata di Kabupaten Pakpak Bharat dapat dijadikan sebagai salah satu andalan untuk mensejahterakan rakyat di samping sektor pertanian, mengingat banyak terdapat tempat yang dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Tempat-tempat tersebut ada yang berupa keindahan panorama alam seperti Delleng Simpoon, panorama air terjun seperti air terjun Lae Mbilulu di Desa Prongil, air terjun Lae Une di Kecupak, dan lain sebagainya.
Sehat M Berutu
15:41
Admin
Bandung Indonesia
Oleh : Sehat Martua Berutu
Kabupaten Pakpak Bharat memiliki banyak potensi yang bila dikelola dengan baik dan benar akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Daerah ini memiliki lahan yang luas untuk digunakan sebagai areal pertanian, dan alam yang indah yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Potensi pariwisata di Kabupaten Pakpak Bharat dapat dijadikan sebagai salah satu andalan untuk mensejahterakan rakyat di samping sektor pertanian, mengingat banyak terdapat tempat yang dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Tempat-tempat tersebut ada yang berupa keindahan panorama alam seperti Delleng Simpoon, panorama air terjun seperti air terjun Lae Mbilulu di Desa Prongil, air terjun Lae Une di Kecupak, dan lain sebagainya.