NJUAH-NJUAH ! TERIMA KASIH KARENA SUDAH SINGGAH DI BLOG SAYA. SEMOGA ANDA SENANG DAN BAHAGIA
Waktu dan Sistem Penanggalan (Kalender) Dalam Suku Pakpak

Waktu dan Sistem Penanggalan (Kalender) Dalam Suku Pakpak

Berikut ini Saya akan mencoba menulis sebuah artikel mengenai sistem penanggalan dan waktu dalam sistem masayarakat suku Pakpak. Artikel ini Saya kumpulkan dari berbagai sumber dan kemudian Saya himpun menjadi satu, semoga ada manfaatnya buat kita semua. Selamat membaca !
 
Seperti halnya suku-suku lain di Indonesia, suku Pakpak juga memiliki sistem waktu dan penanggalan ataupun kalender. Jika menurut sistem internasional dan nasional penanggalan dinyatakan dengan angka, maka pada masyarakat suku Pakpak hanya dikenal nama hari. Konon pada mulanya setiap hari dihitung dari lobang sebuah tempurung kelapa yang sebelumnya telah dilobangi sebanyak tigapuluh lobang. Setiap lobang diisi dengan seutas tali yang kemudian setiap hari tali tersebut ditarik sampai kemudian semua  lobang tempurung tadi kosong, kemudian diisi kembali. Setiap penarikan tali dilakukan juga penyebutan harinya. Sesuai dengan jumlah lobang sebanyak tigapuluh, maka jumlah hari dalam suku Pakpak ada sebanyak limapuluh, dan hari ini juga sekaligus merupakan tanggal. Di dalam masyarakat suku Pakpak dikenal adanya nama-nama hari di antaranya : Adintia, Suma, Anggara, Budaha, Beraspati, Cukerra, Belah naik, Adintia naik, Suma sibah, Anggara sepuluh, Budaha mengadep, Beraspati tangkep, Cukerra purnama, Belah purnama, Tula, Suma teppik, Anggara kolom, Budaha kolom, Beraspati kolom, Cukerra duapuluh, Belah turun, Adintia anggara, Sumanimate, Anggara bulubana, Budaha selpu, Beraspati Gok, Samisara bulan mate, Dalan bulan dan kurung. Budaha selpu disebut juga Budaha meddem, dan Cukerra ada juga yang menyebut dengan Cikerra. Samisara bulan mate sering juga disebut Samisara mate bulan.
73  Siswa SMA Pakpak Bharat Masuk PTN Tanpa Test

73 Siswa SMA Pakpak Bharat Masuk PTN Tanpa Test

Sebanyak 73 siswa SMA Negeri di Kabupaten Pakpak Bharat ditetapkan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur undangan setelah didaftarkan melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Penelurusan Minat dan Prestasi (PMP). Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat, Jalan Berutu, S.Pd, MM didampingi Kadikmen Pendidikan Torasa Berutu dan Kasi Urusan Data, Salli Bancin ketika dihubungi di ruang kerjanya Selasa (12/6) menyebutkan ke-73 siswa yang masuk PTN yakni SMA N 1 Salak sebanyak 24 orang di antaranya 4 orang masuk ke Universitas Sumatera Utara (USU), 11 orang masuk UNIMED, 2 orang masuk Universitas Brawijaya Malang. Dari SMA Negeri 1 Sitellu Tali Urang Julu 9 orang masuk UNIMED. Dari SMA Negeri 1 Kerajaan 19 orang, 4 orang di antaranya masuk USU, UNIMED 1 orang, UNRI 1 orang, 13 orang PTKI, dan 1 orang Malikul Saleh. SMK N 1 PGGS sebanyak 29 orang
Tokoh-Tokoh Pejuang  Pakpak Melawan Belanda pada Masa Sisingamangaraja Berada di Tanah Pakpak

Tokoh-Tokoh Pejuang Pakpak Melawan Belanda pada Masa Sisingamangaraja Berada di Tanah Pakpak

Bila dicari dari sisi catatan sejarah, mungkin tidak banyak putra-putra Pakpak yang ditemukan dalam perlawanan melawan penjajah Belanda. Padahal ada cukup  banyak putra-putri terbaik dari suku Pakpak yang ikut serta memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dengan segala pengorbanan jiwa dan raga. Namun pengorbanan dalam keikutsertaan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia  menjadi seperti terabaikan begitu saja, akibat tidak adanya konteks dokumentasi dalam  bentuk tulisan. Dalam tulisan  kali ini tokoh-tokoh pejuang dari suku Pakpak yang coba dipaparkan adalah mereka-mereka yang tercatat dalam tulisan Adniel Lumbantobing dalam bukunya

Back To Top