PAKPAKSMART.COM

PAKPAKSMART.COM
NJUAH-NJUAH ! TERIMA KASIH KARENA SUDAH SINGGAH DI BLOG SAYA. SEMOGA ANDA SENANG DAN BAHAGIA

Sukut-Sukuten Pakpak : Putri Raja dan Burung Sigurba-Gurba Berkepala Tujuh

Ilustrasi
Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia ini pasti mempunyai cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun kepada generasi penerusnya. Setiap cerita rakyat ini biasanya mengandung makna ataupun faedah tersendiri yang dapat dijadikan sebagai pedoman berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam cerita tersebut. Demikian pula dengan Suku Pakpak yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat ini, mempunyai banyak sekali cerita rakyat yang berkembang secara turun temurun. Namun hingga sekarang keberadaannya sudah semakin sulit untuk ditemukan. Sudah jarang sekali ada orang yang mengetahui cerita rakyat dari daerah Pakpak ini, padahal banyak sekali manfaat dan pesan moral yang dapat dipetik dari situ. Akibat kecanggihan jaman yang semakin berkembang membuat cerita rakyat tersebut semakin jarang dituturkan atau diceritakan oleh orang tua kepada anak-anaknya.

Di sini saya akan mencoba menuliskan sebuah cerita rakyat ataupun sukut-sukuten yang berasal dari daerah Pakpak. Semoga dapat bermanfaat bagi kita agar kita dapat memperkenalkan kekayaan budaya kita, dan tentunya agar cerita rakyat itu tidak sampai hilang ditelah jaman.

Putri Raja dan Burung Sigurba-Gurba Berkepala Tujuh

Dahulu kala, hiduplah seorang pemuda yang sangat tampan dan pintar dalam hal memainkan seruling. Pemuda ini hidup sebatang kara dan berkelana dari satu desa ke desa yang lain.

Suatu hari ketika pemuda itu pergi menuju suatu desa, yang mana desa itu tersebut dihuni masyarakat yang banyak, yang dipimpin seorang raja yang arif dan bijaksana.
Raja negeri itu mempunyai seorang puteri yang cantik dan rupawan, baik tutur katanya dan menjadi panutan di seluruh negeri tersebut. Di pinggir desa mengalir sebuah sungai yang menjadi tempat pemandian puteri raja tersebut, tak seorang pun berani mandi di tempat pemandian sang puteri raja.

Suatu hari sampailah pemuda yang berkelana tadi di sebuah muara sungai, yang mempunyai tiga cabang arah sungai. Sang pemuda pun bingung, arus mana yang diikutinya. Diperhatikannya arus sungai tersebut, sebelah kanan airnya jernih dan banyak daun-daun yang mengalir. Sebelah kiri airnya merah dan di tengah airnya keruh dan banyak buih-buih yang bergelombang menandakan adanya yang mandi di di hulu sungai.

Si pemuda pun memutuskan mengikuti arus sungai yang di tengah, begitulah setelah beberapa hari berjalan, sang pemuda pun sampai disuatu tempat terlarang bagi orang biasa untuk didatangi, karena tersebut adalah pemandian putri raja. Si pemuda pun memutuskan untuk bersembunyi di tempat tersebut. Alhasil tiada beberapa lama berselang sang putri rajapun datang untuk mandi, ditemani oleh dayang-dayangnya.
Si pemuda pun keluar dari tempat persembunyiannya dan alangkah terkejutnya putri raja mengetahui hal itu, dan belum hilang rasa terkejutnya, si pemuda pun berkata:
“maafkanlah aku ini hai putri yan cantik dan jelita, bukannya aku berniat jahat, tetapi aku ingin mengetahui desa apakah ini dan siapakah gerangan putri yang cantik dan rupawan ini?”
“Siapakah sebenarnya engkau yang berani datang ke tempat pemandianku ini?” Tanya putri raja tampa memperdulikan pertanyaan pemuda tersebut.

“Aku adalah seorang pengelana yang terdampar di negeri ini dan kalau dibolehkan aku ingin singgah sebentar dan berkenalan dengan masyarakat disini”. Jawab si pemuda.
Esok paginya seperti biasanya putri rajapun pergi ke tempat pemandiannya, tapi alangkah terkejutnya putri raja melihat pemuda kemarin sudah ada di situ duduk memainkan serulingnya dengan merdu. Akhirnya sang putri pun mengajak pemuda tadi ke tempat orang tuanya. Sang rajapun menjamu pemuda tersebut di istana dengan meriah, dan memperkenalkannya dengan permaisuri serta pejabat negeri tersebut. Tidak hanya sampai di situ, sang raja pun mengijinkan pemuda tersebut untuk tinggal di negeri itu, dan memberikannya sebidang tanah untuk diusahai dan dikelola oleh si pemuda tersebut. Setelah beberapa bulan berlalu, sang raja kemudian menjodohkan putrinya dengan pemuda itu. Raja menghadiahi banyak harta berupa sawah, rumah bahkan pengawal dan dayang-dayang untuk membantu sang putri dengan si pemuda tadi.

Namun sifat manusia tak dapat kita pastikan. Begitu jugalah yang terjadi pada pemuda pengelana tadi. Setelah beberapa tahun berlalu, sifat menantu rajapun sudah mulai berubah. Dia mulai suka minum minuman keras, mabuk dan suka berfoya-foya serta penjudi. Sang putri sudah berkali-kali menasehati suaminya agar berubah dan meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut, namun tak pernah didengarkan dan digubris, bahkan makin menjadi-jadi. Hal ini membuat sang putri raja menjadi sakit hati dan menjadi putus asa. Timbullah niat sang putri untuk pergi meninggalkan suaminya itu untuk selamanya karena sang putri melihat tak ada lagi pertobatan dalam diri suaminya.

Putri rajapun mengambil keputusan dan memanggil burung peliharaannya dari gunung yang selama ini berada di sana. Peliharaan putri raja tersebut adalah seekor burung raksasa berkepala tujuh, yang diberi nama “Burung sigurba-gurba sipitu takal” oleh putri raja. Sigurba-gurba sipitu takal pun membawa sang putri untuk terbang meninggalkan suaminya. Akan tetapi belum beberapa jauh mereka terbang , terdengarlah suara seruling yang dimainkan oleh suaminya. Suara seruling yang dimainkan oleh suaminya tersebut amatlah merdu dalam pendengaran sang putri. Kemudian sang putripun menyuruh burung peliharaannya itu untuk turun kembali dan hinggap di pohon nyiur keppal.

Sang Putri melihat suaminya duduk memainkan seruling seraya memintanya untuk turun. Tapi sang putri tidak mau, setelah puas memandang suaminya diapun meminta burung terbang kembali, akan tetapi kembali ia mendengar suara seruling yang mendayu-dayu dan hal ini membuat sang putri rindu dan kasihan melihat suaminya.
Burung peliharaannya pun kembali disuruhnya untuk turun hinggap di pohon nyiur Gading. Suaminya pun memohon sang putri untuk turun dan berjanji akan bertobat dan meninggalkan kebiasaan buruknya selama ini. Tetapi sang putri tidak mau mendengarkan perkataan suaminya dan meminta kembali burung peliharaannya untuk terbang. Namun seperti semula kembali terdengar suara seruling suaminya memanggilnya dan hal ini membuat sang putri terpaksa turun kembali bersama peliharaannya dan hinggap di pohon nyiur ijo. “Wahai suamiku yang tercinta, apa boleh buat sudah nasib dan rejeki badan kita berpisah, kala engkau rindu pakdaku , carilah nyiur keppal, nyiur gading dan nyiur ijo. Minumlah airnya sebagai penawar rindumu dan dikala engkau sakit, buatlah buahnya sebagai obat”

Selesai berpesan kepada suaminya, sang putripun terbang bersama burung peliharaannya dan tak pernah kembali dan tinggallah suaminya dengan penyesalan yang sangat menyiksa hatinya. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. Yang sudah berlalu tidak mungkin dapat dikembalikan ke awal.

Alkisah buah nyiur keppal, nyiur gading dan nyiur ijo bisa dijadikan menjadi obat penawar sakit dan sampai sekarang banyak dipakai manusia sebagai ramuan obat-obatan.

Disadur dari buku : “Kumpulan Cerita Rakyat Pakpak” dengan pengeditan seperlunya.

(SMB)


Kelompok Tani : Antara Kepentingan Bersama dan Kepentingan Pribadi

Oleh : Sehat M Berutu

Menurut pengertiannya, kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kondisi lingkungan dan keakraban untuk peningkatan pengembangan usaha anggota. Kelompok tani sebagai pelaku utama menjadi salah satu kelembagaan pertanian yang berperan penting dan menjadi ujung tombak dalam pembangunan pertanian.

Jadi jelas bahwa kelompok tani adalah sebuah perkumpulan para petani yang bertujuan untuk mengembangkan usaha pertanian yang tentu saja untuk kepentingan dan kemajuan bersama para petani yang bergabung menjadi anggota. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam kelompok. Untuk mewujudkan kedaulatan dan kemandirian petani, maka Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada kelompok tani, dengan tujuan untuk :

  1. Mewujudkan kedaulatan dan kemandirian Petani dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kehidupan yang lebih baik;
  2. Menyediakan prasarana dan sarana Pertanian yang dibutuhkan dalam mengembangkan Usaha Tani;
  3. Memberikan kepastian Usaha Tani;
  4. Melindungi Petani dari fluktuasi harga, praktik ekonomi biaya tinggi, dan gagal panen;
  5. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas Petani serta Kelembagaan Petani dalam menjalankan Usaha Tani yang produktif, maju, modern dan berkelanjutan; dan
  6. Menumbuhkembangkan kelembagaan pembiayaan Pertanian yang melayani kepentingan Usaha Tani.

Namun bila ditelusuri lebih mendalam, ternyata banyak dari kelompok tani tersebut yang hanya dimanfaatkan untuk 'kepentingan' pribadi dan oknum tertentu, bukan lagi untuk kepentingan bersama. Apalagi di desa-desa yang masih terpencil, dan kelompok tani-nya juga masih berskala kecil, yang fungsinya hanya sebagai 'wadah' untuk menampung apabila ada bantuan dari pemerintah. 

Di sinilah sering terjadi permasalahan. Di mana kelompok tani tersebut sering dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk kepentingannya sendiri. Sebagai contoh, ketika seseorang oknum yang yang mempunyai 'power' tertentu dan punya 'koneksi' khusus kepada pemerintah mengetahui bahwa sedang akan ada bantuan ataupun proyek pemerintah, maka dia akan menggunakan kelompok tani tersebut sebagai 'wadah' penampungan bantuan pemerintah tersebut. Biasanya oknum tertentu tersebut akan mengatakan bahwa dia punya lokasi yang bisa dipakai oleh kelompok sebagai tempat pengerjaan bantuan pemerintah dimaksud. Nanti setelah pekerjaan bantuan tadi selesai, maka anggota kelompok dapat memanfaatkannya secara bersama. Sekilas nampak bahwa itu adalah sebuah hal yang baik dan bagus.

Namun pada kenyataannya sering bertolak belakang. Setelah bantuan fasilitas dari pemerintah tadi selesai dikerjakan di lokasi orang tertentu tadi, maka fasilitas tersebut lama kelamaan akan menjadi milik pribadi yang bersangkutan. Manfaat yang seharusnya dapat dirasakan oleh anggota kelompok tani sekarang hanya dirasakan oleh orang tertentu tersebut. Tujuan awal untuk kepentingan bersama tapi kenyataannya hanya untuk kepentingan pribadi.

Jadi jelas bahwa kelompok tani hanya dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk kepentingan sendiri tapi dengan mengatasnamakan kepentingan bersama. 

Kenapa dibiarkan??

Di desa-desa terpencil, rasa kekeluargaan cenderung masih kuat. Ada rasa 'segan' untuk menegur meskipun dia mengetahui bahwa sudah ada sesuatu yang salah. Inilah masalahnya sehingga setiap masalah yang terjadi di setiap kelompok tani menjadi berlarut-larut dan bahkan tidak ada titik selesainya 

Jika sudah demikian siapakah yang salah??

Mari tanya pada rumput yang bergoyang.

[SMB]

Peresmian Gereja GKPPD Resort Persiapan Prongil

PRONGIL - PAKPAKSMART.COM - Pimpinan Pusat beserta Majelis Pusat Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) meresmikan Resort Persiapan Prongil setelah dimekarkan dari GKPPD Resort Tinada, pada hari Minggu (25/04) bertempat di Gereja GKPPD Prongil Julu.

Acara diawali dengan penyambutan tamu kehormatan dari unsur Pimpinan Pusat GKPPD yang terdiri dari Bishop, Pdt. Elson Lingga, M.Th, Sekretaris Jenderal Pdt. Mangara Sinamo, M.Th beserta rombongan lainnya oleh Simatah Daging (Simda) GKPPD Prongil Julu. Acara kemudian dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pembangunan rumah dinas pendeta resort. Setelah selesai acara peletakan batu pertama, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan selubung tanda sebagai tanda diresmikannya GKPPD Resort Persiapan Prongil.

Tepat pada pukul 10.00 Wib seluruh jemaat kemudian mengikuti ibadah kebaktian Minggu yang bertempat di dalam Gedung Gereja GKPPD Prongil Julu. Jemaat yang mengikuti ibadah tersebut diwajibkan  mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak satu sama lain.

Seluruh rangkaian acara berlangung dengan sukses. Berikut ini adalah foto-foto rangkaian acara Peresmian GKPPD Resort Persiapan Prongil. (SMB)















Jalan Kami Rusak Parahhh.....

Akibat musim penghujan belakangan ini, jalan menuju ke kampung kamipun hancur lebur! Banyak badan jalan yang berlobang dan bahkan ada juga yang sampai longsor, padahal nih...kampung kami itu adalah kampungnya obyek wisata air terjun Lae Mbilulu yang notabene setiap minggu selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal. Tapi akibat jalan yang sudah hancur-hancuran, para pengunjung itupun seperti berpikir kembali untuk datang menikmati keindahan air terjun itu.

Lihatlah foto-foto ini yang menggambarkan betapa parahnya kerusakan jalan ke kampung kami tadi.



Musim penghujan seperti saat ini mengakibatkan semakin parahnya kerusakan jalan ini, karena drainase yang tidak ada untuk menampung air hujan yang banyak. Setiap hari kami selalu melewati jalan ini dengan perasaan yang was-was, takut terjadi kecelakaan,
Diguyur Hujan Terus Menerus, Aktivitas Warga Terganggu

Diguyur Hujan Terus Menerus, Aktivitas Warga Terganggu

Intensitas hujan yang terus menerus mengguyur wilayah Kabupaten Pakpak Bharat selama kurang lebih satu minggu terakhir telah mengakibatkan terganggunya aktivitas warga. Mereka mengeluh karena hujan yang turun terus menerus telah menghalangi mereka untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Apalagi sekarang di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat sedang  musim panen padi di sawah. Akibat hujan yang turun terus menerus wargapun jadi tidak bisa memanen padinya, bahkan padi sudah terlanjur dipanenpun ada yang sudah tumbuh. Menurut salah seorang warga Desa Prongil, persediaan beras di rumah sudah habis dan untuk menjemur padi untuk digiling tidak bisa karena tidak ada sinar matahari. "Hujan ini benar-benar mengganggu aktivitas. Bayangkan beras di rumah pun sudah habis dan untuk makanpun terancam gara-gara hujan  ini" ujar warga tersebut.

Gebyar Musik Wisata Air Terjun Lae Mbilulu

Ajang Promosi Pariwisata dan Kesenian Daerah Pakpak Bharat

Air Terjun Lae Mbilulu
Untuk mempromosikan obyek-obyek wisata yang ada di daerah Kabupaten Pakpak Bharat, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, di antaranya dengan membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pengunjung, seperti perbaikan akses jalan ke lokasi, dan pembangunan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

Pada tahun ini, para pemerhati pariwisata dan pecinta kesenian daerah Pakpak Bharat akan mengadakan sebuah acara yang bertujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan obyek wisata yang ada di daerah Pakpak Bharat supaya lebih dikenal ke daerah lain, sekaligus untuk menciptakan kesadaran dan cinta terhadap nilai-nilai budaya dan kesenian tradisional Pakpak. Acara ini akan berlangsung di lapangan parkir obyek wisata air terjun Lae Mbilulu Desa Prongil Kecamatan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat pada tanggal 15 September 2013 ini. Dalam acara ini para pengunjung akan menikmati sajian hiburan khas daerah Pakpak, seperti tarian tradisional, lagu-lagu daerah Pakpak yang akan dibawakan oleh artis-artis top daerah Pakpak, dan acara-acara lainnya.

BEDA PILIHAN JANGAN KORBANKAN KEKELUARGAAN KITA

"Menyoroti Pemilihan Kepala Desa Prongil Kec. Tinada Kab.  Pakpak Bharat"

Dalam  berdemokrasi berbeda dalam pilihan itu wajar, akan tetapi beda pilihan jangan sampai mengorbankan keleluargaan yang telah terbina baik selama ini. Kita harus menyadari bahwa dalam sebuah pertandingan harus ada yang kalah dan ada yang  menang. Demikian juga halnya dengan pilihan. Kandidat-kandidat yang bertarung tidak mungkin semuanya menang dan tidak mungkin juga semuanya kalah. Jika pilihan kita adalah pemenangnya maka kita pasti senang, itu wajar! Tetapi tidak lantas karena  pilihan kita menang, maka kita boleh mengejek dan merendahkan yang kalah. Kita harus tetap merangkul mereka sebagai saudara, tetangga dan sahabat kita. Mereka adalah Tonga kita, Papun kita, Patua kita, Mamberru kita. Begitu juga bagi yang pilihannnya kalah, harus tetap semangat, ikhlas dan jangan berkecil hati. Akan tetapi boleh juga terus  menuduh lawan kita curang, beginilah...begitulah..... Terima dengan lapang dada dan yakinkan bahwa itulah yang terbaik. Jangan sampai menyebarkan desas desus yang bisa membuat suasana kutanta semakin tidak kondusif.

Back To Top