"Menyoroti Pemilihan Kepala Desa Prongil Kec. Tinada Kab. Pakpak Bharat"
Desa Prongil Kecamatan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat pada bulan Maret ini tepatnya tanggal 18 Maret 2013 akan melaksanakan Pemilihan Langsung Kepala Desa untuk periode 2013-2019. Adapun kandidat yang bertarung memperebutkan kursi kepala desa adalah L. Sinamo dan D. Sinamo. D. Sinamo adalah kepala desa incumbent. Aroma politik di Desa Prongilpun sudah mulai terasa menghangat. Masyarakat sudah mulai terkotak-kotak membentuk dua kubu yang saling berlawanan. Hal ini bila tidak diwaspadai sejak awal akan dapat mengakibatkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat.
Dalam berdemokrasi berbeda dalam pilihan itu wajar, akan tetapi beda pilihan jangan sampai mengorbankan keleluargaan yang telah terbina baik selama ini. Kita harus menyadari bahwa dalam sebuah pertandingan harus ada yang kalah dan ada yang menang. Demikian juga halnya dengan pilihan. Kandidat-kandidat yang bertarung tidak mungkin semuanya menang dan tidak mungkin juga semuanya kalah. Jika pilihan kita adalah pemenangnya maka kita pasti senang, itu wajar! Tetapi tidak lantas karena pilihan kita menang, maka kita boleh mengejek dan merendahkan yang kalah. Kita harus tetap merangkul mereka sebagai saudara, tetangga dan sahabat kita. Mereka adalah Tonga kita, Papun kita, Patua kita, Mamberru kita. Begitu juga bagi yang pilihannnya kalah, harus tetap semangat, ikhlas dan jangan berkecil hati. Akan tetapi boleh juga terus menuduh lawan kita curang, beginilah...begitulah..... Terima dengan lapang dada dan yakinkan bahwa itulah yang terbaik. Jangan sampai menyebarkan desas desus yang bisa membuat suasana kutanta semakin tidak kondusif.
Rendahnya Pemahaman Politik
Bagi masyarakat kalangan bawah khususnya di tingkat desa, pemahaman berpolitik masih sangat kurang kalau tidak bisa dikatakan tidak ada. Masing-masing pendukung dari kedua kandidat ada terkesan terlalu "fanatik" terhadap calon dukungannya, sehingga cenderung memandang bahwa pendukung lawan adalah salah, dan yang lebih parahnya lagi malah dianggap sebagai musuh! Dalam dunia politik cara pandang seperti ini sudah sangat salah dan menyimpang jauh dari alurnya. Bagaimanapun juga kedua kubu yang bertarung ini masih ada hubungan kekerabatan yang masih sangat ncelket. Jadi hendaknya satu sama lain harus saling menghargai. "Kita kin ngo kita, barang isepe kepala desa ukum kita tong ngo merpamili (Siapapun nanti yang menjadi kepala desa, kita tetaplah keluarga)." Hendaknya prinsip seperti ini harus ditanamkan dalam hati masing-masing pendukung. Sah-sah saja kalau kita menganggap bahwa kandidat yang kita dukung adalah yang terbaik. Akan tetapi kita harus menyadari bahwa pendukung lawan juga punya anggapan yang sama terhadap calon dukungannya. Jadi, marilah saling menghargai, kita jaga kekeluargaan kita yang sudah sejak dahulu terjalin dengan baik. Jangan gara-gara pilihan yang berbeda kekeluargaan kita menjadi renggang atau bahkan hancur. Jangan kita korbankan itu hanya demi kepentingan sesaat. Ingatlah, siapapun nanti yang terpilih, kita tetaplah rakyatnya yang harus dia ayomi tanpa pandang bulu baik yang memilih dia maupun yang tidak memilih dia.
Hindari Politik Uang
Politik uang apapun ceritanya tetaplah suatu hal yang merusak sistem demokrasi. Politik uang dapat dikategorikan sebagai bentuk penyuapan. Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, baik pemberi maupun penerima suap dapat diancam dengan hukuman penjara karena dianggap sebagai pelaku tindak pidana korupsi. Oleh karena itu sebagai warga masyarakat Penulis merasa berkewajiban untuk menghimbau kepada masyarakat Desa Prongil untuk menghindari yang namanya politik uang. Mari kita berikan pilihan kita sesuai dengan kata hati dan nurani kita tanpa ada embel-embel "dibayar". Pilihlah calon yang menurut kita adalah yang terbaik dan mampu memimpin desa kita enam tahun ke depan. Jangan tergiur oleh jumlah rupiah yang tak seberapa tetapi akibatnya sangat terasa di masa yang akan datang. Dengan menerima sodoran uang dari para calon, secara tidak langsung kita mengajari mereka untuk korupsi apabila nanti terpilih menjadi kepala desa. Nanti setelah dia terpilih maka dia akan berkata kepada kita "kutokor kin ngo soramu".
Sebagai contoh sederhana : Apabila sekarang kita menerima uang sogok dari mereka untuk memilih dia, maka nanti setelah dia menjabat dia akan meminta kembali uangnya yang telah kita terima tersebut. Melalui apa??? Tentu saja melalui urusan administrasi yang membutuhkan tanda tangan dari kepala desa. Kalkulasinya, sekarang kita terima Rp. 100.000,- misalnya, maka apabila nanti selama jabatannya kita ada urusan administrasi sebanyak 10 kali, maka dia akan meminta Rp. 100.000,- untuk sekali urusan. Berarti 10 x Rp. 100.000,- = 1.000.000,- Wow......tidak sebanding dengan yang kita terima!
Oleh karena itu sekali lagi Penulis menghimbau, marilah sama-sama kita hindari politik uang dalam pesta demokrasi kita kali ini. Mari kita ikuti apa kata hati kita, mari kita pikirkan kampung kita untuk enam tahun ke depan. Penulis tidak punya maksud apa-apa, tetapi Penulis hanya memikirkan kampung kita ke depannya. Jangan gadaikan kuta yang kita cintai ini demi kepentingan sesaat saja!
Pesan Kepada Para Kandidat
Untuk para kandidat yang bertarung memperebutkan kursi kepala desa Prongil periode 2013-2019, Penulis sebagai warga Desa Prongil hanya bisa berharap agar dalam tahapan-tahapan pemilihan kepala desa ini utamakanlah menjaga kekondusifan desa kita. Tolong kendalikan para pendukungnya agar saling menghargai satu sama lain. Jangan ciptakan situasi yang malah bisa memperuncing suasana. Tolong gunakan praktik politik yang bersih dan jujur. Dan satu lagi apabila nanti setelah terpilih agar pembangunan di desa harus tetap menjadi prioritas utama. Jangan membeda-bedakan masyarakat antara pemilih dan bukan pemilih. Jangan ada istilah ko oda kin ngo kan aku. Bagaimanapun juga mereka semua tetaplah warga masyarakat Desa Prongil. Jangan ada pilih kasih. Dan terakhir harapan Penulis, apapun nanti hasil pemilihannya agar masing-masing pihak dapat menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Itulah suara rakyat, berarti itulah kehendak rakyat. Siapapun yang terpilih berarti dialah yang menurut rakyat menjadi yang terbaik dan layak memimpin Desa Prongil. Tetap jaga kekondusifan desa kita. Sekian dan terima kasih.
Njuah-Njuah!!
Labels:
OPINI
Thanks for reading BEDA PILIHAN JANGAN KORBANKAN KEKELUARGAAN KITA. Please share...!
0 Komentar untuk "BEDA PILIHAN JANGAN KORBANKAN KEKELUARGAAN KITA"
Terima kasih telah membaca artikel ini. Silahkan tinggalkan komentar pada kotak yang tersedia.